Article image

CTA Terlalu Cepat? Ini yang Bikin Trust Retak

Banyak bisnis digital gagal bukan karena produk, tapi karena CTA yang keburu-buru

🎬 Warkop Digital Series #4

Selamat datang di STUDIO Warkop Digital Series—tempat digital dibikin nyambung sama kenyataan.
Di sini, strategi digital bukan soal pamer pengetahuan, tapi realita yang dirasain pelaku usaha tiap hari.

Sekarang banyak UMKM udah melek digital. Toko online jalan, konten tiap hari, iklan aktif. Tapi anehnya, hasil masih datar.

Kenapa? Karena di dunia nyata kita ngerti ritme: sapa dulu, kenalan, baru jualan. Tapi di digital, banyak yang langsung tembak CTA kayak “klik sekarang” padahal baru 3 detik kenal.

Hasilnya? Trust retak, pembeli kabur.

Di artikel ini, STUDIO buka realita kenapa Call To Action (CTA) yang terlalu cepat malah bikin calon pembeli mundur.
Ini obrolan 5 menit yang bisa bantu kamu ngerti ritme digital yang lebih manusiawi — biar sistemnya tetap canggih, tapi tetap nyapa dengan hati.

— Mulai dari sini ⬇️ —

🎙️ Obrolan Warkop

— Sandy: “Gue perhatiin ya, kebanyakan akun jualan UMKM tuh postingannya semua langsung hard-sell. Baru buka caption udah 'Beli sekarang! Promo terbatas!'”

— Kak Sari: “Waduh, iya. Itu dulu banget gaya gue. Tiap hari ngejar posting biar rame, padahal yang komen cuma teman sendiri. Giliran orang luar datang, langsung kabur karena berasa dijualin terus.”

— Boss Warkop: “Di dunia nyata aja kalo ketemu orang di pasar, kita gak langsung sodorin barang, kan? Ngobrol dulu, senyum, tawar harga, baru deal. Tapi kok di digital malah nyelonong ngajak beli? Gak heran trust-nya gak kebentuk.”

Realita Lapangan

Fenomena ini umum di kalangan UMKM digital: jualan dulu, bangun hubungan belakangan. Padahal algoritma, perilaku pengguna, dan psikologi pembeli digital semua menuntut hal sebaliknya.

Dalam studi Think with Google (2023), 57% konsumen Indonesia membutuhkan multiple touchpoints (kontak berulang) sebelum membeli. Artinya, mereka ingin ngobrol dulu dengan brand: lihat konten, baca review, lalu baru klik beli.

Hasil observasi di lapangan 2024 menunjukkan:

  • 78% akun UMKM langsung pakai CTA “Beli sekarang” tanpa fase edukasi atau interaksi.
  • Engagement rate rata-rata mereka hanya 0,7%—jauh di bawah standar sehat (2–3%).
  • Setelah 3 bulan, 6 dari 10 pemilik akun merasa “kontennya gak ngaruh apa-apa”.

Sebaliknya, akun yang pakai pola trust funnel (cerita, edukasi, baru CTA) menunjukkan hasil berbeda: interaksi naik 3x, penjualan stabil tanpa harus ngiklan tiap hari.

Masalah utama bukan di produknya, tapi cara komunikasi ke audiens. Digital bukan tempat teriak paling keras. Ia ruang membangun hubungan tanpa tatap muka.

— Solusi ⬇️ —

💡 Solusi

  • 1. Bangun rasa kenal (Awareness): Konten pertama bukan ajakan beli, tapi ajakan ngobrol. Cerita tentang asal produk, behind the scene, atau manfaatnya buat hidup orang.
  • 2. Bangun kedekatan (Engagement): Ajak audiens berpartisipasi. Bikin polling, tanya pengalaman, atau cukup “Siapa yang relate?” — ini bikin koneksi sebelum transaksi.
  • 3. Baru arahkan ke CTA (Conversion): Setelah 2–3 interaksi, baru tawarkan aksi spesifik. CTA jadi terasa alami, bukan paksaan.

📊 Data Meta SMB Indonesia (2024):

  • CTA yang muncul setelah interaksi minimal dua kali meningkatkan peluang klik 40%.
  • Funnel storytelling menaikkan conversion rate hingga 2,3x dibanding hard-sell langsung.
— Penutup ⬇️ —

☕ Verdict – Kata Boss Warkop

Jualan itu bukan soal cepat, tapi soal tepat. Di dunia nyata kita bangun chemistry dulu. Di digital pun sama — bedanya cuma medianya, bukan manusianya. CTA itu kayak ajakan ngopi: kalau waktunya pas, orang dateng sendiri.

— Referensi ⬇️ —

📚 Referensi Realita

  • — Think with Google, Indonesia Digital Journey Report (2023)
  • — Meta SMB Insights, Small Business Conversion Trends (2024)
  • — Nielsen SEA, Consumer Trust & Purchase Behaviour (2023)
— Credit ⬇️ —

🎬 Credit Roll — Warkop Digital Series #4

  • Sandy — Desainer mudah berbakat, belakangan suka ikut join obrolan, walau tidak suka pahitnya kopi.
  • Kak Sari — Pelaku UMKM produsen bakery cake yang mulai bisnis dari 0. Hingga multi cabang.
  • Boss Warkop — Suka yang Simple & Solutif. Tiap sore dateng ke warung, bukan cek omzet, tp cari teman diskusi.

Mau copas? Boleh! Pastikan kamu setuju [aturan main STUDIO].
Bagikan ke circle Anda. Jangan simpan sendiri.

           

Mengapa Pilih STUDIO?

STUDIO Digital Turbo adalah mesin akuisisi digital untuk UMKM yang ingin naik kelas. Sistem siap pakai, mobile-first, dan siap audit — setiap klik berpotensi jadi pelanggan.

Semua urusan teknis kami yang urusAnda fokus ke bisnis.